Kamis, 16 Agustus 2012 - 0 komentar

Give Me A Reason



Satu hal yang ingin aku dengar darimu, apakah alasanmu yang sesungguhnya melepaskan aku?

Kalau kamu mengatakan bahwa kamu melepaskan aku karena kamu gak tahan dengan hubungan jarak jauh, aku akan jawab “Kalau kamu benar sayang ma aku, jarak bukanlah masalah. Kamu akan jaga hati dan kepercayaan aku”.

Kalau kamu mengatakan bahwa kamu melepaskan aku karena kamu pengen jalan ma temen-temen cewe yang lain, aku akan jawab “Kalau kamu bener sayang ma aku, kamu mampu bedakan rasa sayang dan persahabatan. Kamu akan berjuang untuk jaga hati, memisahkan persahabatan dari cinta”.

Kalau kamu mengatakan bahwa kamu melepaskan aku karena kamu tidaklah sempurna dan percaya aku pantas dapatkan yang lebih baik darimu, aku akan jawab “Kalau kamu bener sayang, kamu akan berusaha lebih baik dan lebih baik untuk cinta. Kamu akan mempersembahkan yang terbaik darimu. Kamu sadar bahwa di dunia ini tidak ada yang sempurna, bukan".

Akan tetapi, kalau kamu mengatakan bahwa kamu sebenarnya tidak memiliki rasa untukku, kehilangan rasa yang dulu kamu pikir itu cinta karena itu hanyalah sebuah ambisi sesaat, aku tidak lagi akan berkata apapun. Hanya satu yang akan terucap dariku, “Makasih udah jujur dari sekarang”. Aku akan pergi, melepaskan semua.

Dapat mencintai mungkin mudah, dapat dicintai pun tidaklah terlalu sulit.
Akan tetapi, dicintai oleh orang yang kita cintai adalah kesempatan langka.
Jadi, jika kamu telah menemukannya, jangan pernah sia-siakan keindahan itu.
Minggu, 05 Agustus 2012 - 0 komentar

Bersamamu, Aku Nyaman

Rasa nyaman tidak selalu didapatkan dari suatu kemewahan. Rasa nyaman tidak selalu harus kita beli dengan harga yang mahal. Dari sebuah kesederhanaan, kita dapat merasakan kenyamanan. Itu nilai yang aku dapatkan ketika aku bersamamu saat itu.

Jalan yang terbentang berkilo-kilo meter dihadapan kita, kurasa berjarak sangat dekat. Berpuluh-puluh menit waktu yang kita habiskan untuk sampai ke tempat tujuan, kurasa hanya beberapa detik. Aku menikmati perjalanan kita.

Dengan sepeda motor sederhanamu saat itu, aku mengerti bahwa rasa nyaman dapat pula dirasakan dari rasa susah payah. Bukan hal mudah bagiku untuk duduk tenang di belakangmu saat itu. Akan tetapi, jika kamu tahu isi hatiku, aku senang.

Tidak bohong bahwa kaki ini lelah menjaga tubuh ini tetap stabil di atas sepeda motor sederhana milikmu, tetapi sepanjang perjalanan itu terasa olehku bagai kita tengah bertamasya keliling kota.

Sesekali aku mencuri pandang ke arah spion, siapa yang tahu mungkin aku bisa melihatmu yang saat itu ada di depanku. Sungguh aku ingin tahu, apa yang kamu rasakan saat itu. Apakah kamu merasakan suka seperti yang aku rasakan?

Aku bersyukur kamu di depanku karena dengan begitu kamu tak melihatku tersenyum sepanjang perjalanan kita yang mungkin terasa melelahkan bagimu. Apa kamu juga tersenyum sepertiku?

Untuk jawaban atas pertanyaan di atas, aku tidak pernah tahu, dan mungkin biarkan aku takkan pernah tahu. Mengapa? Karena dengan rahasia ini, aku takkan banyak berharap padamu. Tanpa harapan berlebih itu, aku takkan menyeretmu dalam luka karenaku. Biarkan aku tetap melihat senyummu dari sudut gelapku.