Minggu, 05 Agustus 2012 - 0 komentar

Bersamamu, Aku Nyaman

Rasa nyaman tidak selalu didapatkan dari suatu kemewahan. Rasa nyaman tidak selalu harus kita beli dengan harga yang mahal. Dari sebuah kesederhanaan, kita dapat merasakan kenyamanan. Itu nilai yang aku dapatkan ketika aku bersamamu saat itu.

Jalan yang terbentang berkilo-kilo meter dihadapan kita, kurasa berjarak sangat dekat. Berpuluh-puluh menit waktu yang kita habiskan untuk sampai ke tempat tujuan, kurasa hanya beberapa detik. Aku menikmati perjalanan kita.

Dengan sepeda motor sederhanamu saat itu, aku mengerti bahwa rasa nyaman dapat pula dirasakan dari rasa susah payah. Bukan hal mudah bagiku untuk duduk tenang di belakangmu saat itu. Akan tetapi, jika kamu tahu isi hatiku, aku senang.

Tidak bohong bahwa kaki ini lelah menjaga tubuh ini tetap stabil di atas sepeda motor sederhana milikmu, tetapi sepanjang perjalanan itu terasa olehku bagai kita tengah bertamasya keliling kota.

Sesekali aku mencuri pandang ke arah spion, siapa yang tahu mungkin aku bisa melihatmu yang saat itu ada di depanku. Sungguh aku ingin tahu, apa yang kamu rasakan saat itu. Apakah kamu merasakan suka seperti yang aku rasakan?

Aku bersyukur kamu di depanku karena dengan begitu kamu tak melihatku tersenyum sepanjang perjalanan kita yang mungkin terasa melelahkan bagimu. Apa kamu juga tersenyum sepertiku?

Untuk jawaban atas pertanyaan di atas, aku tidak pernah tahu, dan mungkin biarkan aku takkan pernah tahu. Mengapa? Karena dengan rahasia ini, aku takkan banyak berharap padamu. Tanpa harapan berlebih itu, aku takkan menyeretmu dalam luka karenaku. Biarkan aku tetap melihat senyummu dari sudut gelapku.

0 komentar:

Posting Komentar