“Hatimu patah melihat yang kau cintai bahagia dengan orang lain, tapi akan lebih sakit lagi bila kau mengetahui bahwa yang kau cintai ternyata tidak bahagia denganmu.”(Ya Allah, Aku Jatuh Cinta)
Perkara hati dan perasaan memang tdak ada habisnya bila kita bicarakan. Apalagi cinta yang hadirnya akan terus mewarna dengan semua konfliknya. Indah bila kita bicarakan cinta, lalu bagaimana jika cinta itu akhirnya harus pupus?
Patah hati layaknya racun. Tidak terlihat tapi sakitnya begitu menghunjam di hati. Abstark tapi begitu nyata jika diingat. Aku yakin tidak ada kata yang tepat untuk ungkapkan kecamuk rasa ketika patah hati menyerang. Mungkin hanya tetes air mata yang kisahkan semua perih. Namun, haruskah terus seperti itu?
Tidak! “Sakit patah hati bertahan selama kau menginginkannya dan akan mengiris luka sedalam kau membiarkannya.” (Ya Allah, Aku Jatuh Cinta). Tidak bisa dipungkiri sakit memang saat kita harus melihat orang yang kita sayangi begitu bahagia bersama dengan orang lain sementara kita ingin pula bersamanya dan yakin kita pun dapat membuatnya bahagia. Namun, jika kita terus terbelunggu oleh rasa sakit yang tengah kita rasakan justru perasaan itu akan menggoreskan luka yang semakin dalam dan perih. Cobalah untuk bangkit.
Kata bijak mengatakan, “Kemaafan mungkin amat berat untuk diberikan kepada orang yang pernah melukai hati kita. Namun, hanya dengan memberi kemaafan sajalah kita akan dapat mengobati hati yang telah terluka.” Langkah awal untuk mengobati patah hati adalah dengan membuka hati untuk memberikan maaf pada orang yang melayukan bunga harapan kita. Berat memang tapi hanay dengan begitu kita bisa menerima dan melapangkan hati serta mengikhlaskan apa yang memang Allah takdirka untuk kita. Percayalah Allah tahu yang terbaik bagi hamba-Nya.
Tidak perlu kita mengumbarkan pada semua orang tentang kepedihan hati kita. Tidak perlu semua orang tahu keterpurukan jiwa kita karena patah hati. Tersenyumlah dan katakana, “Suatu saat pasti aku dapatkan cinta!” Dengan patah hati, kita tidak boleh justru merasa takut untuk menata kembali sayap-sayap cinta yang telah patah. Ada dua hal dalam cinta, kecemasan dan harapan. Teruslah berharap meski cemas tidak pernah surut. Jangan kita berhenti menginginkan cinta di hati.
“Jatuh cinta? Mau jatuh, jatuhlah tapi jangan sampai terjerumus. Tetaplah konsisten tapi jangan terlalu ngotot. Berbagilah dan jangan sekali-kali tiada fair. Berpengertianlah dan cobalah untuk tidak menuntut. Siap-siaplah untuk terluka dan menderita, tapi jangan kau simpan semua rasa sakitmu itu.” (Ya Allah, Aku Jatuh CInta).
0 komentar:
Posting Komentar